Sunday, March 15, 2009

Qin Shihuangdi - Kaisar Yang Perkasa

~wew baru nonton Forbiden Kingdom.......~

Qin Shihuangdi


Kalau melihat catatan sejarah tentang Qin Shihuangdi, ada berbagai kontroversi yang muncul. Betapa dengan bengisnya Beliau memerintahkan pembunuhan hidup-hidup terhadap sarjana-sarjana yang berani membuat komentar buruk tentang dirinya. Ataupun mereka-mereka yang menggunakan mistik atau mitos untuk mempengaruhi rakyat. Dan juga mereka-mereka yang berani menentang kemauannya.

Tak terkatakan berapa banyak jiwa yang melayang karena ambisinya mempersatukan China, dengan perang besar yang beruntun. Belum lagi sewaktu menyambung benteng-benteng di utara China menjadi satu, yang kini mashyur sebagai salah satu keajaiban dunia yang disebut Great Wall of China. Dilanjutkan dengan pendirian istana besar di Xianyang, dan mausoleumnya yang terkenal di Xi`an, yang dipenuhi terracotta warriors yang memiliki ekspresi masing-masing dan tidak ada satupun yang sama detail seragam atau senjatanya.

Namun, siapa yang tidak kagum menyimak kelihaiannya menjatuhkan kekuasaan Lu Buwei yang memegang kendali pemerintahan, bahkan melucuti kekuasaan Ibu Suri ibundanya sendiri. Belum lagi bagaimana lihainya Beliau mengatur posisi kereta kuda ketika bepergian, sehingga berkali-kali Beliau luput dari upaya pembunuhan. Juga sistematisnya pemerintahan yang Beliau rancang bersama para pembantunya untuk menjalankan pemerintahan sentralistik.

Keajaiban Kuburan sang Kaisar

Kalau ada kesempatan ke Xi`an (dulunya Chang`an), maka mengunjungi Mausoleum Qin Shihuangdi adalah pengalaman yang takkan terlupakan. Hingga kini, kuburan sang Kaisar masih belum tersentuh. Daerah yang kini menjadi museum dan dipertontonkan kepada masyarakat luas hanyalah sebagian kecil dari kompleks mausoleum sang Kaisar. Terdapat patung para pasukan, beserta kereta kuda, senjata, dan lain sebagainya yang berada dalam formasi siap tempur. Gagah sekali.


Konon, sebenarnya patung-patung tersebut berwarna seperti aslinya, namun karena termakan waktu dan perbedaan kelembaban setelah terkubur sekian lama, maka warna-warna tersebut hilang sewaktu kuburan tersebut dibuka.

Tim arkeologi yang terdiri dari arkeolog China dan Internasional, telah mendeteksi adanya kandungan air raksa (NB : sangat beracun) yang sangat tinggi membungkus kuburan pribadi sang Kaisar. Belum ada teknologi yang cocok digunakan untuk membongkar kuburan tersebut karena dikuatirkan bila dibuka, akan merusak artefak didalamnya, dan juga bahaya keracunan yang mungkin diderita tim arkeolog.

Impian sang Kaisar untuk beristirahat tenang dengan dijaga para pasukannya tampaknya memang berhasil. Para arkeolog hanya berhasil membongkar makam para pangeran, selir dan pembantunya yang dikubur disekeliling makam sang Kaisar. Entah berapa banyak tenaga kerja yang dikerahkan untuk membangun kompleks yang luasnya beberapa hektar ini. Luar biasa memang..... Namun juga tragis bagi mereka yang telah dikorbankan....

Aspek sosial di China sebelum dan setelah dipersatukan

Ada aspek sosial luar biasa yang terjadi ketika Qin Shihuangdi mempersatukan China, sebagai Dinasti Qin. Situasi pada zaman tersebut, adalah negara-negara bagian pecahan Dinasti Zhou telah merekrut banyak orang pintar di negara masing-masing, sehingga terjadi perkembangan baik teknologi, sosio-politik, dan adat-istiadat yang sedemikian pesat. Bayangkan, hanya China-lah yang mengalami perubahan Zaman Perunggu dan Zaman Besi sekaligus dalam rentang waktu kurang dari 1000 tahun. Akibatnya, tiap negara bagian merasa superior dan mulai menunjukkan kemandirian dan melepaskan diri dari Dinasti Zhou.


Ilmu perang berkembang pesat dengan sesepuhnya yang terkenal yaitu Sun Tzu, Fan Li, dan lain-lain. Berkembang pula llmu Teknik (engineering) yang dipelopori Lu Kang untuk membuat senjata berat dari bahan kayu seperti ketapel (catapult), senjata perusak (ram), dan lain sebagainya. Selain itu, bermunculan paham filosofi seperti Legalis (Han Fei-zi), Cinta Universalis (Mo-zi), Peradatan dan Strata Sosial (Kong Fu-zi), Naturalis - Taois(Lao-zi), dan lain-lain.

Dan ketika Qin Shihuangdi mempersatukan China, Beliau mengumpulkan semua tulisan tersebut dan diseleksi. Yang dianggap berbahaya bagi kerajaannya akan dihabiskan, dengan hanya menyisakan masing-masing satu salinan kitab tersebut di perpustakaan istana. Semua sarjana direkrut dan dipekerjakan sesuai tingkat kemampuannya. Mereka bekerja dengan peraturan yang sangat ketat dan ancaman hukuman keras bagi yang membangkang. Tindakannya yang tidak mengenal belaskasihan membuat dirinya selalu dianggap perfeksionis, paranoid, bahkan psikopat.

Semua dialek (bahasa daerah) diseragamkan, berikut tulisan dan grammatiknya. Ukuran roda pedati dan lebar jalan dibuat sama di seluruh penjuru China. Satuan berat untuk timbangan dan satuan panjang juga tidak lupa diseragamkan. Irigasi dan jalan dihubungkan dari Utara sampai Selatan. Bahkan sampai mata uang yang dulunya bermacam-macam bentuk dan ukurannya dilebur kembali untuk dibuat menjadi bentuk yang sama.

Luar biasa, karena sebenarnya bangsa China yang bersatu, telah dilahirkan oleh tangan besi seorang Kaisar Qin Shihuangdi. Propaganda tentang China bersatu yang dibuat Kaisar diadopsi sebagai dasar negara yang mutlak, sehingga walaupun Dinasti Qin hanya bertahan beberapa tahun, namun telah meletakkan dasar berdirinya negara China yang bersatu, sentralistik dan otokrasi untuk dinasti-dinasti berikutnya. Masyarakat China yang tadinya merasa dijajah dengan paksa, belakangan malah menganggap persatuan adalah 'takdir' bagi orang China untuk menjadi bangsa besar dan kuat.

Proses ini hampir mirip dengan negara kita, ketika zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, dimana sudah lahir semangat kebersamaan dan persatuan di Nusantara, yang kemudian digali kembali pada masa Kebangkitan Nasional tahun 1908, dan dipertegas pada masa Sumpah Pemuda 1928, hingga Kemerdekaan RI 1945. Semua suku-suku melebur menjai satu bangsa Indonesia. Kalau di China hanya 50-an suku, di Indonesia sudah ratusan suku.

Epilog

Terlepas dari semua tindak-tanduk sang Kaisar, ada ulasan pro-kontra mengenai nasib China jika tidak dipersatukan Qin Shihuangdi. Mungkin menjadi negara-negara kecil yang merdeka-mandiri seperti di benua Eropa, malah akan membuat mereka lebih maju, dan China tidak akan dijajah bangsa asing. Atau malah lebih buruk lagi karena mudah dihancurkan, jadi lebih mudah diserang, karena saling bermusuhan antara sesama negara bagian.


Yang jelas, semasa hidupnya, sang Kaisar telah berhasil. Berhasil karena mempersatukan China sebagai negara terbesar, dengan luas wilayah terbesar, berpenduduk terbanyak, berteknologi dan budaya paling maju di zamannya (di masa yang sama orang Eropa masih memakai bulu hewan, sedangkan mereka sudah pakai sutra). Berhasil membangun bangunan super seperti Great Wall, Istana Xianyang, Mausoleum-nya dan lain-lain, yang kini menjadi sumber devisa besar-besaran dan menjadi salah satu tujuan wisata paling termashyur di dunia. Apa yang dulunya menjadi bencana bagi orang China, kini telah berubah menjadi kebanggaan mereka sepanjang masa. Kini mereka menggunakan segala kebanggaan tersebut menjadi efek pengungkit (leverage effect) kebangkitan China di segala bidang.


Akhirnya, harus kita akui impiannya Qin Shihuangdi menjadi Kaisar terbesar di dunia sudah tercapai. Kini Beliau beristirahat dengan tenang, karena makamnya masih terbungkus rapi; yang menjadi teka-teki besar bagi para arkeolog untuk membukanya. Serta pasukan terracotta-nya yang dibuat untuk menjaga peristirahatan terakhir sang Kaisar, juga dinilai berhasil karena mereka menjadi tontonan menarik bagi umat manusia, sehingga makam sang Kaisar tetap terjaga, terawat, dan dikagumi sebagai bala tentara yang 'tak lekang dimakan zaman'.

Mudah-mudahan bangsaku Indonesia, bisa belajar dari mereka. Tidak hanya melulu menyesali nasib, ataupun menyalahkan penguasa di zaman dulu. Namun berani memandang ke depan menjawab tantangan zaman.

Kita punya luas wilayah yang besar dan kekayaan alamnya yang subur (dibandingkan China hanya sekitar 60% wilayahnya yang layak ditempati, sisanya gurun dan gunung tinggi), suku dan adat istiadat yang banyak serta unik, dan banyak lagi.

Mungkin kita hanya kalah satu hal dari mereka, CINTA NEGARA. Makanya banyak terjadi pemalakan liar, pengrusakan lingkungan, pelarian dana ke luarnegeri, korupsi, premanisme, unjukrasa brutal, tidak disiplin, tidak efisien dan tidak segan menjual negara demi kepentingan pribadi.

No comments:

Post a Comment