Sunday, March 15, 2009

Ubud - Bali



UBUD memberikan wisata alternatif, selain pasir putih dan ombak besar. Di sini yang ditawarkan adalah seni, alam, dan kultur Bali yang kuat.

Ditempuh dalam waktu satu setengah jam, menggunakan kendaraan dari Denpasar, Ubud merupakan salah satu tujuan utama turis mancanegara. Mereka kebanyakan tertarik untuk belajar seni di Bali.

Ya, Ubud memang dikenal sebagai pusat seni, terutama ukiran kayu, kerajinan emas, perak, dan lukisan. Selain itu, Ubud adalah nirwana bagi para turis mancanegara yang ingin menyepi dari ingar-bingar perkotaan.

Tempat wisata yang wajib Anda singgahi pertama kali di Ubud adalah The Sacred Monkey Forest Sanctuary. Tempat ini merupakan wisata alam yang menawarkan keindahan hutan dengan 300 kera Bali di dalamnya.

Dari kejauhan, wisatawan bisa melihat dua patung kera Bali berukuran besar di kanan dan kiri jalan sebelum pintu masuk. Untuk masuk ke hutan The Sacred Monkey Forest Sanctuary ini, para pengunjung dewasa dikenakan tarif Rp15.000, sementara anak-anak Rp7.500. Di dalam hutan, Anda juga bisa menemukan tiga pura suci, yakni Pura Dalem Agung, Pura Mandi Suci, dan Pura Prajapati.

Puas memberi makan kera ekor panjang, Anda bisa berjalan kaki menyusuri Jalan Wanara Wana, Ubud. Jalanan di Wanara Wana ini tak ubahnya seperti berjalan di wilayah berbukit, naik-turun dan berkelok dengan jajaran kafe dan artshop di kanan dan kiri jalan.

Berbeda dengan Kuta yang dipadati banyak turis, menyusuri pertokoan di sekitar Ubud terasa lebih lengang. Pemberlakuan jalan satu arah memungkinkan kendaraan yang lalu lalang lebih sedikit. Selain itu, walaupun cuaca pada siang hari tetap panas, pada malam hari Anda bisa merasakan hawa seperti di pegunungan.

Pertokoan di sekitar Jalan Wanara Wana, Ubud, banyak menawarkan kerajinan seni Bali, seperti perak dan lukisan. Namun, ada juga beberapa toko yang menjual baju dari kain khas Bali. Oh ya Anda tidak perlu kaget melihat tingginya harga yang ditawarkan sejumlah toko karena wilayah Ubud memang dikenal sebagai tempat wisata turis mancanegara kalangan atas. Selain kartu debit, hampir sebagian toko menyediakan layanan Visa atau Mastercard. Namun, semenjak krisis keuangan global, sebagian toko di wilayah ini banyak memajang iklan potongan harga hingga 50 persen.

Dari pusat pertokoan yang serbamahal, Anda bisa menemukan pasar tradisional di ujung Jalan Wanara Wana, atau tepatnya di Jalan Raya Ubud. Pasar Ubud ini merupakan alternatif bagi Anda yang ingin membeli oleh-oleh dengan harga terjangkau.

Berbagai kerajinan seni khas Bali bisa Anda temui di pasar ini. Namun, jangan lupa menawar karena biasanya harga awal yang diajukan pedagang lebih tinggi dari harga aslinya. Berbeda dengan Pasar Sukawati, Pasar Ubud, tidak sepenuhnya berisi toko-toko kerajinan. Beberapa toko, bahkan menawarkan sembako dan bumbu dapur yang juga memberikan daya tarik lebih bagi para turis asing.

Tepat di depan Pasar Ubud, terdapat Puri Agung Ubud tempat keturunan Raja Ubud tinggal. Puri Ubud saat ini ditempati keturunan Raja Ubud Tjokorda Gde Agung Sukawati, yakni Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang juga menjabat sebagai Bupati Gianyar. Terakhir kali Puri ini digunakan sebagai tempat upacara Ngaben untuk keluarga Kerajaan Ubud pada pertengahan 2008.

Beranjak dari Pasar Ubud, wisatawan bisa memuaskan kecintaan pada kuliner di restoran Bebek Bengil yang berlokasi di Jln Hanoman, Padang Tegal, Ubud. Restoran berlatar belakang pemandangan sawah ini sangat terkenal di kalangan turis domestik dan mancanegara. Dari namanya, sudah bisa ditebak bahwa restoran yang dibuka pada 1990 tersebut menawarkan menu istimewa, yakni bebek sawah. Anda bisa mencicipi kelezatannya jika tengah berkunjung ke Ubud.

Tempat terakhir yang harus Anda kunjungi di Ubud adalah Museum Renaissance Blanco di Jalan Raya Campuhan. Museum ini menyimpan berbagai koleksi lukisan dari seniman besar almarhum Don Antonio Blanco. Ada sekitar 70 lukisan pelukis kelahiran Spanyol 15 September 1911 itu yang dipajang di museum ini.

Salah satunya lukisan berjudul Self Portrait, Erotica, dan Death and Resorrection. Museum buka setiap hari pukul 09.00 -17.00 Wita. Anak-anak dikenakan tiket masuk Rp10.000, sementara dewasa Rp20.000.

No comments:

Post a Comment